Diusia pernikahan yang ke 1 tahun
5 bulan, akhirnya saya berkonsultasi ke RS H*rm*na Bogor sekalian mengunjungi
kakak saya di Bogor. Karena suami saya lebih sreg dengan dokter perempuan,
akhirnya direkomendasikanlah dr. Gharini. Waktu itu saya memberitahukan periode
menstruasi saya, apa saja yang sudah saya lakukan, dan obat yang sudah pernah
diminum. Kemudian saya di USG, waktu itu saya baru saja buang air kecil,
padahal katanya kalo mau di USG harus banyak minum, jadi waktu diperiksa feses
saya kelihatan kata dokternya.
Alhamdulillah kata dokter tidak
ada kista atau mium di rahim saya. Tapi katanya rahim saya bentuknya agak
kebelakang atau dibelakang. Jadi saran dari dokter, kalau mau berhubungan
posisinya dirubah mean-ing dari belakang (doggy style). Terus kami berdua
disarankan untuk nge-gym. Dia punya Personal Trainer yang sudah dilatihnya
untuk pasangan2 yang ingin punya anak dengan gerakan2 tertentu di salah satu
fitness center di kota bogor. Dokternya malah ngajak kita untuk nge-gym bareng dia,
biar sembari dikonsultasikan dengan si trainer mengenai kondisi kami. Tapi
karena kami tinggal dijakarta kayanya ga memungkinkan deh. Lalu dapat surat
pengantar untuk melakukan periksa sperma suami saya di Prodia. Sepulang dari
dokter ini saya sih ga puas ya. Tapi at least sudah berusaha periksa toh.
Tapi kita tetep mau periksa
sperma anjuran dari dokter. Untuk periksa sperma Lab. Prodia mengharuskan puasa
seksual minimal 2 hari dan maksimal 7 hari. Karena selalu ga dapet hari yang
pas untuk puasa itu, akhirnya baru sebulan kemudian kita periksa. Cara
pengeluaran sperma di Prodia harus dilakukan ditempat, tapi ga ada ruangan
khusus sama sekali adanya ya cuma toilet biasa. Dan harus dilakukan tanpa
bantuan pelumas, sabun atau cairan apapun. Sewaktu sperma keluar harus dihitung
berapa detik/menitnya sampai di meja si pengujinya. Kalau periksanya pagi
hasilnya sudah bisa diambil sorenya. Biaya periksa sperma kemarin di prodia Rp
183.000;
Pas hasilnya kita dapet, kan ga
ngerti sama sekali, Cuma bisa berpatokan sama nilai rujukan dibandingin sama
hasil aja. Dari hasil lab tersebut sperma yang bergerak cepat dan maju lurus
Cuma ada 2. Kesimpulannya Teratozoospermia.
Karena pengen tau hasil yang
bener, akhirnya kita pergi ke RSB
sekalian konsultasi lagi . Waktu itu banyak yang referensi RSB Duren
Tiga bagus, terus periksanya sama dokter senior disana, namanya dr. Fachrudin.
Sumpeh ya ni dokter antriannya banyak aja, padahal besoknya long weekend 3 hari
tetep banyak aja pasiennya. Mana dokternya datengnya telat 2 jam, karena
bantuin pasien lahiran, dan abis itu harus kunjungan pasien dulu baru deh mulai
praktek. Untuk urusan rahim gue, dia bilang sama sekali ga ada masalah mau belakang atau gimana, Insyaallah
bisa hamil dan normal2 aja. Tapi gw disaranin untuk periksa kesuburan yang
diambil dari darah waktu itu disuruh periksa LH, FSH sama Prolaktin. Untuk
hasil emeriksaan sperma dia bilang jumlahnya emang kurang, tapi dia ga mau sok
tau karena dia kurang ahli untuk menganalisanya. Beliau merekomendasikan dokter
yang ahli masalah per-sperma-an ini namanya dr. Nukman Moeloek.
Bismillah, keep trying...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar