Total Tayangan Halaman

Kamis, 12 Juli 2012

USAHA II


Diusia pernikahan yang ke 1 tahun 5 bulan, akhirnya saya berkonsultasi ke RS H*rm*na Bogor sekalian mengunjungi kakak saya di Bogor. Karena suami saya lebih sreg dengan dokter perempuan, akhirnya direkomendasikanlah dr. Gharini. Waktu itu saya memberitahukan periode menstruasi saya, apa saja yang sudah saya lakukan, dan obat yang sudah pernah diminum. Kemudian saya di USG, waktu itu saya baru saja buang air kecil, padahal katanya kalo mau di USG harus banyak minum, jadi waktu diperiksa feses saya kelihatan kata dokternya.

Alhamdulillah kata dokter tidak ada kista atau mium di rahim saya. Tapi katanya rahim saya bentuknya agak kebelakang atau dibelakang. Jadi saran dari dokter, kalau mau berhubungan posisinya dirubah mean-ing dari belakang (doggy style). Terus kami berdua disarankan untuk nge-gym. Dia punya Personal Trainer yang sudah dilatihnya untuk pasangan2 yang ingin punya anak dengan gerakan2 tertentu di salah satu fitness center di kota bogor. Dokternya malah ngajak kita untuk nge-gym bareng dia, biar sembari dikonsultasikan dengan si trainer mengenai kondisi kami. Tapi karena kami tinggal dijakarta kayanya ga memungkinkan deh. Lalu dapat surat pengantar untuk melakukan periksa sperma suami saya di Prodia. Sepulang dari dokter ini saya sih ga puas ya. Tapi at least sudah berusaha periksa toh.

Tapi kita tetep mau periksa sperma anjuran dari dokter. Untuk periksa sperma Lab. Prodia mengharuskan puasa seksual minimal 2 hari dan maksimal 7 hari. Karena selalu ga dapet hari yang pas untuk puasa itu, akhirnya baru sebulan kemudian kita periksa. Cara pengeluaran sperma di Prodia harus dilakukan ditempat, tapi ga ada ruangan khusus sama sekali adanya ya cuma toilet biasa. Dan harus dilakukan tanpa bantuan pelumas, sabun atau cairan apapun. Sewaktu sperma keluar harus dihitung berapa detik/menitnya sampai di meja si pengujinya. Kalau periksanya pagi hasilnya sudah bisa diambil sorenya. Biaya periksa sperma kemarin di prodia Rp 183.000;
Pas hasilnya kita dapet, kan ga ngerti sama sekali, Cuma bisa berpatokan sama nilai rujukan dibandingin sama hasil aja. Dari hasil lab tersebut sperma yang bergerak cepat dan maju lurus Cuma ada 2. Kesimpulannya Teratozoospermia. 

Karena pengen tau hasil yang bener, akhirnya kita pergi ke RSB  sekalian konsultasi lagi . Waktu itu banyak yang referensi RSB Duren Tiga bagus, terus periksanya sama dokter senior disana, namanya dr. Fachrudin. Sumpeh ya ni dokter antriannya banyak aja, padahal besoknya long weekend 3 hari tetep banyak aja pasiennya. Mana dokternya datengnya telat 2 jam, karena bantuin pasien lahiran, dan abis itu harus kunjungan pasien dulu baru deh mulai praktek. Untuk urusan rahim gue, dia bilang sama sekali ga ada  masalah mau belakang atau gimana, Insyaallah bisa hamil dan normal2 aja. Tapi gw disaranin untuk periksa kesuburan yang diambil dari darah waktu itu disuruh periksa LH, FSH sama Prolaktin. Untuk hasil emeriksaan sperma dia bilang jumlahnya emang kurang, tapi dia ga mau sok tau karena dia kurang ahli untuk menganalisanya. Beliau merekomendasikan dokter yang ahli masalah per-sperma-an ini namanya dr. Nukman Moeloek.

Bismillah, keep trying...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar